Publik sedikit dikejutkan ketika tersangka kasus dugaan kepemilikan senjata api ilegal, Kivlan Zein mengirim surat bantuan perlindungan hukum dan jaminan penangguhan penahanan. Surat salah satunya ditujukan kepada Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu.
Singkat kata, pensiunan jenderal bintang satu itu meminta bantuan Ryamizard.
Secara politik, Kivlan sejatinya berada di kubu yang berbeda selama ini. Kivlan seperti yang kita kenal merupakan salah satu jenderal yang dekat dengan Prabowo Subianto.
Dalam Pilpres 2014 maupun 2019 kemarin, peran Kivlan sangat terasa di kubu Prabowo. Sosoknya cukup sentral, sama seperti para politisi di lingkaran Prabowo.
Pun dengan Ryamizard. Pasca purna tugas sebagai prajurit TNI, sosok 59 tahun tersebut berada di kubu Jokowi. Ryamizard saat ini bahkan menjadi salah satu menteri yang berprestasi di kabinet Jokowi-JK. Kinerjanya dinilai berhasil dalam mengoptimalkan kinerja Kementerian Pertahanan.
Kembali ke soal Kivlan. Pertanyaannya sekarang, mengapa Kivlan meminta bantuan Ryamizard? Salah salah analisis penulis, mungkin karena faktor korsa sebagai prajurit TNI. Kivlan paham betul bahwa dalam keluarga besar TNI, tak ada sekat-sekat politik.
Lebih dari itu, reaksi yang ditujukan Ryamizard patut diacungi jempol. Dia begitu bijaksana dalam menanggapi permintaan Kivlan. Ini membuktikan sekaligi bahwa jiwa kenegarawanan Ryamizard patut diacungi jempol.
Dia tetap merespons permintaan Kivlan dengan bijakasna. Padahal secara garis politik, keduanya sama-sama berbeda alias berada di kubu yang tengah bersaing.
Tapi semua itu Ryamizard lupakan. Karena orientasinya hanyalah NKRI. Bagaimana membangun relasi yang kuat, dengan siapapun, asalkan komit terhadap bangsa dan negara.
Buat kaum milenial, sosok Pak Menhan Ryamizard ini patut jadi teladan kita.











