Jong Ambon Penggagas Sumpah Pemuda dan Penerus yang Terlupakan

86 tahun sudah bangsa ini lahir atas perjuangan para beberapa pemuda yang menggagas sumpah pemuda yang di deklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 31 Januari 2020

Kunjungan Strategis Prabowo ke Rusia


Menteri Pertahanan Prabowo Subianto berkunjung ke Rusia Selasa kemarin. Tepatnya  menemui Menteri Pertahanan Rusia, Sergey Shoygu di kantor Kementerian Pertahanan Rusia, di Kota Moskow.

Kunjungan ini hemat penulis cukup strategis, mengingat menjelang 70 tahun usia hubungan diplomasi antara Rusia dan Indonesia.

Prabowo paham betul bahwa dalam konteks strategi geopolitik, Rusia punya peran penting di dunia internasional. Itu artinya penting untuk menjaga relasi dengan Negeri Beruang Merah itu.

Respons Rusia sendiri sangat hangat terhadap kedatangan Prabowo. Ya, mereka bahkan siap berpartisipasi pada peringatan HUT ke-75 Proklamasi Kemerdekaan RI yang jatuh pada 17 Agustus mendatang.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pihak menyampaikan keinginannya untuk meningkatkan kerja sama bilateral, pertahanan dalam kerangka kemitraan strategis termasuk dari sisi militer. Ini tentunya langkah penting bagi penguatan sektor pertahanan nasional.

Dalam paparannya sebagaimana dikutip Gatra, Menhan Prabowo ingin terus meningkatkan hubungan dengan Rusia.

"Kami di Indonesia melihat Rusia sebagai salah satu negara terkuat di dunia. Rusia, atau sebelumnya Uni Soviet, selalu menolong Indonesia di masa-masa sulit, selalu di sisi kami."

Kamis, 16 Januari 2020

Kunjungan Bilateral Prabowo Perkuat Pertahanan, Bukan Jalan-jalan




Sejak dilantik sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju, Prabowo Subianto tentunya membuat roadmap yang dia canangkan untuk memperkuat pertahanan nasional.

Bagi Prabowo, pertahanan nasional menjadi salah satu penentu Indonesia menuju negara maju sebagaimana yang menjadi misi Presiden Joko Widodo. Jadi, wajar-wajar saja ketika Prabowo rutin melakukan kunjungan bilateral dengan negara-negara sahabat.

Tapi kok ada yang berkomentar miring menilai Menhan Prabowo banyak jalan-jalan. Padahal, Kementerian Pertahanan merupakan salah satu institusi strategis yang memang harus membangun hubungan baik dengan negara lain, terutama menyoal pertahanan nasional.

Salah satu komentar miring itu datang dari Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya (YW).

YW sepertinya kurang update soal pertahanan nasional, atau mungkin YW sengaja melempar isu yang mengatakan Prabowo lebih banyak jalan-jalan ketimbang bekerja. Entah apa yang ada di pikiran YW, tapi bagi saya, YW paham tupoksi Kemhan tapi pura-pura lupa.

Saya justru mengapresiasi upaya Menhan Prabowo membangun hubungan baik dengan negara lain. Prabowo paham, negara-negara yang dikunjungi punya kekuatan pertahanan dan memiliki alutista yang modern. Indonesia perlu 'mencuri ilmu' dari mereka.

Kalau YW menyoroti Prabowo yang tiga
kali mengunjungi tiga negara dalam sebulan itu sebagai suatu masalah, maka kembali lagi, YW mungkin tidak ingin melihat pertahanan nasional yang lebih baik.

Kalau saya di posisi YW, jangankan tiga kali dalam sebulan, lebih dari itu pun tak masalah. Justru malah Indonesia di mata dunia dinilai serius dalam memperkuat sarana dan prasarana pertahanan nasional kita.

Jadi untuk YW, jangan melihat aktifitas Prabowo ke luar negeri bukan untuk jalan-jalan. Prabowo secara terang-terangan menegaskan dirinya akan bekerja keras untuk bangsa dan negara ini. Kita nantikan saja kunjungan bilateral Menhan Prabowo akan membuahkan hasil yang baik untuk negeri ini. (*)

Senin, 06 Januari 2020

Sikap Menhan Prabowo Tegas Soal Laut Natuna



Publik Indonesia dibuat bingung lantaran pernyataan pemerintah China yang menyebutkan, Laut Natuna Utara diklaim sebagai wilayah perairan mereka. Padahal faktanya, klaim tersebut melanggar hukum internasional.

Pernyataan ini tentu saja memerlukan sikap tegas dari pemerintah Indonesia. Sebab, kapal ikan China telah melakukan pelanggaran Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Indonesia.

ZEE Indonesia untuk Laut Natuna ditetapkan oleh hukum internasional yakni United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS) pada tahun 1982. Jadi, tidak berhak China melakukan klaim sepihak atas laut Indonesia.

Seperti informasi yang beredar beberapa waktu ini, kapal pencari ikan milik China telah melanggar batas laut antar negara. Jika mengacu pada hukum internasional, kapal tersebut jelas-jelas mencuri ikan di perairan Indonesia.

Lantas bagaimana respon pemerintah? Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah penyataan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Menhan memang menanggapi santai persoalan itu. Tapi bukan berarti, pemerintah menyerahkan begitu saja.

Jika ada yang beranggapan pernyataan Menhan Prabowo tidak mendukung laut Natuna sebagai kawasan Indonesia, maka perlu dicerna baik-baik apa yang disampaikan oleh beliau.