Sejak dilantik sebagai Menteri Pertahanan di Kabinet Indonesia Maju, Prabowo Subianto tentunya membuat roadmap yang dia canangkan untuk memperkuat pertahanan nasional.
Bagi Prabowo, pertahanan nasional menjadi salah satu penentu Indonesia menuju negara maju sebagaimana yang menjadi misi Presiden Joko Widodo. Jadi, wajar-wajar saja ketika Prabowo rutin melakukan kunjungan bilateral dengan negara-negara sahabat.
Tapi kok ada yang berkomentar miring menilai Menhan Prabowo banyak jalan-jalan. Padahal, Kementerian Pertahanan merupakan salah satu institusi strategis yang memang harus membangun hubungan baik dengan negara lain, terutama menyoal pertahanan nasional.
Salah satu komentar miring itu datang dari Direktur Charta Politika Yunarto Wijaya (YW).
YW sepertinya kurang update soal pertahanan nasional, atau mungkin YW sengaja melempar isu yang mengatakan Prabowo lebih banyak jalan-jalan ketimbang bekerja. Entah apa yang ada di pikiran YW, tapi bagi saya, YW paham tupoksi Kemhan tapi pura-pura lupa.
Saya justru mengapresiasi upaya Menhan Prabowo membangun hubungan baik dengan negara lain. Prabowo paham, negara-negara yang dikunjungi punya kekuatan pertahanan dan memiliki alutista yang modern. Indonesia perlu 'mencuri ilmu' dari mereka.
Kalau YW menyoroti Prabowo yang tiga
Kalau saya di posisi YW, jangankan tiga kali dalam sebulan, lebih dari itu pun tak masalah. Justru malah Indonesia di mata dunia dinilai serius dalam memperkuat sarana dan prasarana pertahanan nasional kita.
Jadi untuk YW, jangan melihat aktifitas Prabowo ke luar negeri bukan untuk jalan-jalan. Prabowo secara terang-terangan menegaskan dirinya akan bekerja keras untuk bangsa dan negara ini. Kita nantikan saja kunjungan bilateral Menhan Prabowo akan membuahkan hasil yang baik untuk negeri ini. (*)







0 komentar:
Posting Komentar