Sabtu, 22 Juni 2019

Menyerang Radikalisme Tanpa Senjata

Radikalisme itu mengerikan lho. Bisa mengubah seseorang bertindak di luar kewajaran. Melupakan siapa dirinya sebenarnya. Tak peduli akibat perbuatannya merugikan bangsa dan siapa saja.

Ujung dari penganut prinsip radikal adalah ekstrimisme dan terorisme. Menghalalkan segala cara demi kepentingannya gara-gara salah doktrin.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu amat mengetahui akibat radikalisme. Menteri Ryamizard ditempa dalam gemblengan TNI yang diwajibkan menjaga NKRI dan Pancasila. Seperti pesan Panglima Besar Jenderal TNI Sudirman.

Sudah sejak awal ketika didapuk jadi pembantu kerja Presiden Jokowi, Menteri Ryamizard selalu menyerukan sinergi bersama semua pihak masyarakat untuk menangkal radikalisme.

Nah, Menteri Ryamizard bekerja keras merangkul semua masyarakat dan organisasi supaya membentengi diri dengan Pancasila.

Itu tidak main-main lho. Menteri Ryamizard "road show" ke banyak tokoh masyarakat dan organisasi untuk sama-sama merawat semangat Pancasila dalam kehidupan berbangsa. Kerap pernyataan Menteri Ryamizard juga menyinggung soal pentingnya meneguhkan Pancasila.

Dewan Kemananan Nasional (DKN) adalah ide yang muncul dari diskusi-diskusi Menteri Ryamizard dengan berbagai pihak.

Sepertinya jika ditelaah, DKN bukan sekadar lembaga penangkal radikalisme dan ingin merawat kedaulatan negara. DKN juga jadi "lembaga penghancur" radikalisme.

Bukan dengan senjata. Tapi dengan menyebarkan nilai-nilai Pancasila ke seantero masyarakat Indonesia. Jadi begini, semakin meluasnya doktrin radikalisme harus dihancurkan juga dengan unsur kekuatan Pancasila yang tersistematis.

Sehingga makin kuat serangan ke radikalisme. Selain secara individual menerapkan prinsip Pancasila, ada juga kelembagaan yang siap merawat kedaulatan negara dari amukan radikalisme.

Isinya saja ada NU dan Muhammadiyah yang dirangkul Menteri Ryamizard. Dua ormas Islam yang konsisten menjadikan Pancasila sebagai landasan organisasnya yang sinkron dengan ajaran Islam.

Kalau DKN terbentuk, patut diakui itu adalah strategi cemerlang ala Menteri Ryamizard. Menteri Ryamizard memang harus diakui ahli menghancurkan radikalisme tanpa senjata.

0 komentar:

Posting Komentar