Jong Ambon Penggagas Sumpah Pemuda dan Penerus yang Terlupakan

86 tahun sudah bangsa ini lahir atas perjuangan para beberapa pemuda yang menggagas sumpah pemuda yang di deklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 30 September 2019

Cara Sederhana Mencintai Indonesia


Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu dapat dianggap sebagai tokoh bangsa yang gemar bersilaturahmi. Lihat saja di informasi media, kerap Menteri Ryamizard bertemu dan mengunjungi berbagai kalangan.

Siapa saja dapat bersilaturahmi dengan Menteri Ryamizard. Selama masih dalam kerangka satu pemikiran dan keyakinan bernegara: sesuai Pancasila dan UUD 1945.

Itulah makanya Menteri Ryamizard relatif dapat diterima oleh seluruh kalangan masyarakat, pemuka agama, cendekiawan, intelektual, politisi, purnawirawan, ormas, generasi muda, akademisi dan lainnya di Indonesia.

Hal itu menandakan bila Menteri Ryamizard tak memiliki musuh. Berkawan dengan banyak orang. Semua adalah sahabat, saudara sebangsa Indonesia. Asal masih berjiwa Pancasila dan UUD 1945.

Sikap yang ditunjukkan Menteri Ryamizard seharusnya jadi teladan dan contoh bagi kita semua. Dengan silaturahmi sebetulnya akan terus merekatkan persatuan Indonesia. Sesuai cita-cita pendiri bangsa.

Menjaga silaturahmi itu meredam konflik antar-sesama saudara sebangsa. Sebab telah merasa orang tersebut bagian penting dari hidupnya. Akhirnya: kedaulatan terjaga sebab tidak ada pertikaian di Indonesia.

Intensif bersilaturahmi akan membuat Indonesia makin dewasa dan berkualitas. Segala sesuatu dapat dicari solusi terbaik untuk Indonesia dengan 'kopi, teh manis, pisang goreng, kemilan' sambil berbincang santai.

Tidak perlu ada argumentasi sepihak. Hanya mengedepankan ego. Ujung-ujungnya adalah permusuhan. Tapi tak menemukan ide terbaik demi Indonesia. Silaturahmi itu cara mencintai Indonesia yang tetap terajut utuh.

Selasa, 24 September 2019

Benny Wenda dan Kebohongan Dicintai Masyarakat Papua



Tokoh separatis Benny Wenda, bukan Presiden Papua. Benny Wenda hanya oknum yang menjual rakyat Papua untuk memperoleh keuntungan pribadi. Justru ulah Benny Wenda dapat merusak masa depan NKRI.

Jadi jangan sampai ada yang menganggap Benny Wenda adalah pemimpin masyarakat Papua. Memberinya gelar seorang Presiden untuk Papua. Sampai-sampai membela apapun yang dilakukan Benny Wenda adalah benar semua.

Benny Wenda itu mengangkangi sejarah perjuangan Indonesia mengembalikan Irian Barat (kini Papua) ke Bumi Pertiwi dari cengkeraman Belanda. Tak ada rasa hormat dari Benny Wenda kepada pejuang Indonesia atas hal itu.

Indonesia itu Sabang - Merauke. Terikat dan terayomi dalam bingkai persatuan Indonesia. Di Papua juga berlaku Pancasila dan kehidupan ketatanegaraan berdasarkan UUD 1945.

Papua bukan berdiri sendiri dengan sistem ketatanegaraannya. Yang berlaku di Papua itu implementasi dari UUD 1945. Berarti hukum di Indonesia juga mencakup pemberlakuan di Papua.

Semua terintegrasi dalam kedaulatan Republik Indonesia. Tak ada perbedaan sistem kenegaraan. Kalau Presiden Republik Indonesia sekarang adalah Jokowi, berarti di Papua juga sama. Mengikuti hukum nasional.

Sejak kapan masyarakat Papua menggelar Pemilu maupun Pilpres tanpa diketahui pemerintah pusat? Kan tidak pernah terjadi. Rasanya; masyarakat Papua juga tidak pernah memproklamirkan kemerdekaan dan memilih Benny Wenda sebagai Presiden mereka.

Belum tentu apa yang dilakukan Benny Wenda disetujui semua masyarakat Papua. Masih banyak masyarakat Papu yang mencintai Indonesia dan tetap ingin bersatu dalam kedaulatan NKRI.

Justru gara-gara ulah Benny Wenda, Papua terus bergejolak. Apa iya orang yang membuat Papua jadi kisruh malah dianggap Presiden? Sepertinya tidak.  Malah membuat hidup masyarakat Papua susah.

Sebaiknya jangan pernah berpendapat bahwa Benny Wenda adalah Presiden Papua dan dicintai masyarakat di Bumi Cendrawasih. Sebaliknya: Benny Wenda adalah musuh negara karena merusak persatuan dan kedaulatan NKRI.

Kamis, 19 September 2019

Lari Marathon Sang Pengecut



Merasa memperjuangkan keadilan sosial di Papua tapi malah menghindar dari penegakan hukum. Katanya ingin melakukan kebenaran di Papua namun kabur ke Negeri Kangguru --Australia--.

Itulah Veronica Koman. Perempuan yang jadi tersangka dugaan hasutan kisruh Papua dan menyebarkan informasi hoaks. Mengaku pembela Papua, nyatanya kabur dari klaimnya itu.

Ini soal logika sederhana saja: artinya bila melarikan diri, menghindar dari proses hukum sebagai bentuk pertanggungjawaban perbuatannya, si Koman sadar bahwa dirinya berbuat salah.

Koman sebetulnya mengerti bahwa tindakannya melenceng alias sangat salah. Jika memang yakin bahwa caranya benar; maka si Koman tetap ada di Indonesia. Bukan meninggalkan Papua yang katanya merupakan perjuangan sosial.

Cara Koman di Papua memang jelas tidak benar. Papua itu bagian NKRI. Telah jadi konsensus sejak Irian Barat direbut kembali sebagai milik Indonesia lagi dari Belanda tahun 1963.

Papua tetap bagian dari keutuhan NKRI. Dulu perjuangan Indonesia mengembalikan lagi Irian Barat ke Indonesia bukan upaya mudah. Namun semua itu bentuk kecintaan Indonesia pada Papua.

Sampai kapanpun persatuan Indonesia adalah ketetapan yang tidak ada kompromi. Kedaulatan Indonesia harus terus kokoh dari Sabang-Merauke. Tidak boleh ada yang menghancurkannya.

Kini: semua harus menyadari bahwa faktanya tindakan Koman adalah salah. Terbukti bahwa Koman tidak berani bertanggungjawab. Semua jangan terprovokasi dengan pola gaya Koman atau oknum lain yang merusak persatuan Indonesia demi kepentingan pribadi.

Senin, 16 September 2019

Pengusung Makar Dilarang Hidup di Indonesia


Perusak kedaulatan dan keutuhan NKRI itu adalah orang-orang yang selalu mencoba makar. Berniat meruntuhkan pemerintahan yang sah hasil Pemilu demokratis dengan cara inkontitusional.

Menggunakan upaya yang bertentangan dengan hukum ketatanegaraan. Padahal telah amat jelas bahwa pemerintahan yang terbentuk merupakan hasil demokratisasi diterima semua rakyat Indonesia. Bukan pemerintahan otoriter dan absoulut.

Menggaungkan menggulingkan pemerintahan Presiden Jokowi dan berniat menggalkan pelantikannya adalah melawan demokrasi itu sendiri. Memanfaatkan rakyat untuk dikerahkan menolak keterpilihan Jokowi lagi sebagai Presiden merupakan perbuatan keji.

Rakyat Indonesia 'diperdagangkan' demi kepentingan politik pribadi. Padahal: rakyat Indonesia yang menyalurkan aspirasi tanpa tekanan untuk memilih siapa Presiden dikehendakinya. Tapi rakyat dihasut supaya melawan keputusannya sendiri.

Pola begitu adalah usaha untuk membuat kedaulatan Indonesia terinjak-injak. Demokrasi dan penegakan konstitusi ketatanegaraan yang mulai dibangu baik, malah dihancurkan lagi. Oknum-oknum begitu layak saja dicap pengkhianat bangsa.

Kalau ingin mengkritisi pemerintahan atau Presiden yang terpilih dengan sistem demokratis, silahkan saja. Diberikan ruang kebebasan. Indonesia --sekali lagi-- kini telah menjunjung penegakan konstitusi lebih baik lagi.

Namun bukan dengan mengacaukan kedaulatan NKRI. Membenturkan persatuan Indonesia sehingga memancing gejolak konflik antar-rakyat. Sistem yang telah ditata, jangan diruntuhkan lagi hanya untuk kepentingan pribadi.

Indonesia adalah negara berdaulat. Sampai kini disegani seluruh bangsa-bangsa di dunia. Di Indonesia --selama pemerintahannya masih demokratis-- dilarang berbuat makar!

Rabu, 11 September 2019

TAK ADA TEMPAT UNTUK KELOMPOK SEPARATIS DI TANAH PAPUA!



Bumi hanguskan! Mungkin kata-kata itu pas diberikan kepada seluruh kelompok separatis yang ingin memisahkan Papua dari Indonesia.

Seperti apa yang disampaikan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu, ada 3 kelompok di Papua, yakni kelompok pemberontak bersenjata, kelompok kriminal bersenjata dan kelompok klandestin.

Bahkan sampai-sampai terdapat kelompok lain yang berafiliasi dengan ISIS telah menyerukan jihad di Tanah Papua.

Tapi tenang, saya percaya 100 % bahakan 1000 % TNI siap berada digerda terdepan untuk membasmi kelompok-kelompok pemberontak tersebut, tanpa ampun!

Melihat itu, sudah pasti menjadi tugas TNI untuk turun tangan bila menyangkut keamanan dan kedaulatan NKRI.

Pasti TNI tak akan mengenal kompromi dalam menumpas musuh-musuh yang merongrong kedaulatan ibu pertiwi.

Saat ini pun saya meyakini TNI yang merupakan kepajangan tangan dari pemerintah telah mendesain pendekatan-pendekatan untuk menjamin kondusifitas di Papua. Tentu melalui sinergis antara pembangunan kekuatan TNI dan soft power melalui bela negara dan pertahanan kawasan.

Dan satu lagi, bahwa tegas beradaaan TNI di Papua untuk menjaga keamanan negara, buka untuk yang lain.