Tema debat capres keempat yang akan digelar pada hari Sabtu mendatang akan mengangkat tema tentang pertahanan dan keamanan. Satu hal yang menjadi sosrotan dalam tema tersebut adalaha modernisasi alutsista. Alutsista Indonesia dianggap kuno dan tidak lengkap akibat minimnya anggaran. Bahkan, produk alutsista dalam negeri tak mendapat banyak perhatian.
Benarkah demikian, alutsista Indonesia tertinggal jauh dibanding negara lain?
Memang benar, kalau kita bicara alutsista pandangan akan selalu dibandingkan dengan produsen semacam Amerika Serikat dan Rusia. Padahal, pada kenyataannya produk-produk alustista Indonesia yang diproduksi oleh PT Pindad mampu bersaing dengan mereka. PT Pindad yang awalnya di tahun 1808 merupakan sebuah bengkel peralatan militer di Surabaya dengan nama awal Artillerie Constructie Winkel (ACW) dan di tahun 1923 berubah nama menjadi PT Pindad yang berpindah lokasi ke markasnya di Bandung, Jawa Barat.
PT Pindad ini telah berkontribusi banyak dalam memasok kebutuhan senjata militer Indonesia, tidak hanya itu, PT Pindad pun telah mampu menjadi eksportir ke berbagai negara.
Beberapa senjata canggih produksi PT Pindad diantaranya ada SPR-2 yang jadi rekomendasi di dunia internasional. Senjata ini bisa menembus kekuatan tank baja .Di balik amunisinya, ada peledak yang dapat menghancurkan kendaraan tempur dalam hitungan detik dan memiliki jangkauan tembak sejauh 2 kilometer (km). Karena kemampuannya itu, SPR-2 dinilai istimewa.
Ada juga SSBA yakni Senapan Serbu Bawah Air. dirancang khusus untuk pertempuran dan mencegah musuh baik di darat, maupun di air. Jarak efektif tembakan SSBA ini antara 20-30 meter pada kedalaman air 5 meter. Kemampuan dan efektivitas senjata ini menurun menjadi 10-20 meter di kedalaman air 20 meter dan 5-10 meter di kedalaman 40 meter. Salah satu keunikan SSBA, senjata ini menggunakan peluru khusus, yakni peluru berbentuk runcing seperti jarum.
PT Pindad sendiri pada tahun ini menargetkan pertumbuhan ekspor hingga 30% secara year on year (yoy) menjadi Rp1 triliun. Angka yang luar biasa. Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun lalu ekspor senjata dan amunisi melonjak 209,97% secara yoy menjadi US$769.000. Sementara itu, ekspor kendaraan tempur dan bagiannya tumbuh 48,42% menjadi US$2,42 miliar.
Lain Pindad lain PT Dirgantara Indonesia (DI). Di tahun ini PT DI bersiap melakukan ekspor alat utama sistem senjata dari Indonesia ke negara di kawasan Asean dan Afrika seperti Senegal, Nepal, Thailand dan Filipina.
“Untuk proyeksi persentase kenaikan ekspor, saya belum punya datanya. Tetapi, target kami setidaknya bisa mendapatkan kontrak pembelian hingga delapan unit pesawat jenis CN 235-220 dan tiga sampai sepuluh unit pesawat multiguna jenis NC212i,” kata Direktur Produksi PT Di Arie Wibowo dikutip dari Binsis.com pada Senin (11/2/2019).
Masih percaya alutsista kita kuno? Kalau saya tentu tidak!
Sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20190211/12/887596/indonesia-akan-genjot-ekspor-alutsista-ke-asean-dan-afrika
Kamis, 28 Maret 2019
Kata Siapa Alutsista Indonesia Kuno?
18.04
No comments
Langganan:
Posting Komentar (Atom)






0 komentar:
Posting Komentar