Bela negara adalah cara warga negara memperlihatkan nasionalismenya. Menunjukkan semangat perbedaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Meyakinkan pada dunia bahwa, Indonesia menjadi contoh bagi bangsa lain sebagai bangsa yang majemuk.
Itulah esensi dari bela negara yang sebenarnya. Tentu semua itu tidak terlepas dari sejarah panjang perjalanan bangsa ini. Sebuah jejak sejarah di mana perbedaan keyakinan bersatu membela negara. Mengusir penjajah yang mengusik.
Kini, 71 Tahun kita merayakan Hari Bela Negara yang jatuh tanggal 19 Desember setiap tahunnya. Memperingati Hari Bela Negara bukan saja sebuah refleksi. Tapi momentum hari baik itu menjadi cara baru melihat Indonesia di masa yang akan datang.
Indonesia yang tengah dihadapkan berbagai ancaman, baik ancaman fisik maupun fisik. Ancaman radikalisme, intoleran dan terorisme atas nama keyakinan.
Indonesia telah melepaskan diri dan bebas dari ancaman militer. Ancaman perang senjata. Tapi bukan berarti, kita bebas dari ancaman lain. Seperti yang kita ketahui, perang non militer. Perang digital. Perang ekonomi dan ancaman non militer lainnya menjadi marak terjadi.
Tentu dengan begitu. Refleksi saja tidak cukup. Kita harus mengambil peran aktif. Menjadi garda terdepan untuk memastikan dan melawan semua ancaman yang kapan saja bisa terjadi.
Saya salut. Kementerian Pertahanan dibawa kepemimpinan Prabowo Subianto punya gebrakan baru agar bagaimana program Bela Negara di Kemenhan melibatkan seluruh masyarakat, terutama kaum muda.
Kemenhan sebagai representasi dari pemerintah telah berupaya agar program Bela Negara menjangkau seluruh elemen masyarakat. Dari pelosok negeri, pesisir, pedesaan hingga masyarakat kota.
Selamat merayakan Hari Bela Negara me 71 Tahun. Selamat merefleksikan perjalanan panjang perjuangan bangsa ini melalui Hari Bela Negara. Tentunya, semangat ke-Indonesia-an harus tetap kita gelorakan di bumi pertiwi.







0 komentar:
Posting Komentar